Lifestyle

Kolektor Deck Langka dan Cerita di Baliknya: Lebih dari Sekadar Skateboard

Fajar Shid - Wednesday, 22 October 2025 | 11:31 AM

Background
Kolektor Deck Langka dan Cerita di Baliknya: Lebih dari Sekadar Skateboard

Lebih dari Sekadar Papan: Dunia Kolektor Deck Skateboard

Ngapel - Bagi sebagian orang, skateboard hanyalah alat olahraga. Tapi bagi sebagian lainnya, deck skateboard adalah karya seni yang punya nilai emosional dan historis.

Fenomena kolektor deck langka kini makin marak di kalangan anak muda, terutama yang tumbuh di era 2000-an saat budaya skate mulai mengakar di Indonesia. Bukan cuma karena tampilannya yang keren, tapi juga karena setiap deck punya cerita, desainer, bahkan makna sosial tersendiri.

Menurut Aldo Saputra, pendiri komunitas SkateHistory Indonesia, “Setiap deck punya era, punya konteks. Ada yang mewakili masa keemasan street skate, ada juga yang jadi simbol perlawanan budaya.”

Apa Itu Deck Langka?

Dalam dunia skateboard, “deck” adalah papan utama tempat rider berdiri. Deck bisa dianggap langka karena beberapa faktor:

1. Produksi Terbatas

Brand seperti Supreme, Powell Peralta, Santa Cruz, dan Girl Skateboards sering merilis seri kolaborasi dengan jumlah terbatas.

2. Kolaborasi dengan Seniman

Beberapa deck dirancang oleh seniman ternama, seperti Mark Gonzales atau kolaborasi dengan Supreme x Damien Hirst, menjadikannya bernilai tinggi di pasar koleksi.

3. Sejarah dan Era

Deck dari tahun 80-an atau 90-an yang masih dalam kondisi mint (belum pernah digunakan) kini bisa bernilai jutaan rupiah.

Cerita di Balik Koleksi: Antara Seni, Kenangan, dan Komunitas

Bagi para kolektor, setiap deck bukan sekadar benda mati. Ada cerita emosional yang melekat di setiap papan.

Hobi yang Jadi Investasi

“Awalnya cuma pengin ngoleksi deck karena nostalgia,” ujar Rifqi Pradana, kolektor asal Bandung yang kini punya lebih dari 60 deck dari berbagai era.

“Tapi lama-lama sadar, beberapa deck yang dulu saya beli Rp500 ribu, sekarang harganya bisa tembus 5 juta.”

Selain nilai seni, deck-deck klasik dari brand ternama juga meningkat karena permintaan pasar global. Di forum internasional seperti SkateCollector.com, harga deck lawas Powell Peralta bisa mencapai $500–$1500, tergantung kelangkaannya.

Komunitas yang Solid

Di Indonesia, komunitas seperti Skateboard Indonesia Archive dan Deck Lovers ID rutin mengadakan pameran dan lelang kecil. Di sana, para kolektor saling berbagi kisah tentang bagaimana mereka menemukan deck langka — mulai dari toko kecil di Yogyakarta hingga kiriman bekas rider luar negeri.

Nilai Estetika dan Budaya di Balik Deck

Deck skateboard tak hanya punya fungsi mekanis, tapi juga menjadi medium ekspresi seni visual dan budaya perlawanan.

Desain-desain yang muncul di dekad 80–2000-an sering menampilkan tema:

  • Kritik sosial dan politik
  • Eksperimen artistik ala street art
  • Simbol kebebasan dan pemberontakan

Seiring waktu, banyak desainer muda Indonesia mulai membuat deck custom dengan sentuhan lokal — motif batik, tokoh wayang, hingga karakter pop Indonesia.

Menurut Putra "Kay" Handoko, seniman visual dan pembuat deck lokal, “Deck bukan sekadar papan. Ia kanvas tempat budaya jalanan menulis sejarahnya sendiri.”

Tantangan dan Gairah dalam Dunia Koleksi

Mengoleksi deck langka tidak selalu mudah. Beberapa tantangannya antara lain:

  • Harga Tinggi: Deck edisi terbatas bisa mencapai jutaan rupiah.
  • Perawatan: Papannya rentan terhadap kelembapan dan sinar matahari.
  • Akses Terbatas: Tidak semua brand membuka akses distribusi ke Asia Tenggara.

Namun bagi para kolektor sejati, tantangan ini justru bagian dari keseruan. “Momen paling memuaskan itu saat nemu deck yang udah dicari bertahun-tahun,” kata Rifqi sambil tertawa.

Tips Bagi Calon Kolektor Pemula

Kalau kamu tertarik mulai koleksi deck skateboard, pertimbangkan langkah-langkah berikut:

1. Tentukan Fokus Koleksi

Pilih arah — apakah ingin fokus ke era tertentu, brand tertentu, atau kolaborasi dengan seniman.

2. Pelajari Nilai Pasar

Ikuti forum, akun Instagram komunitas skate, dan marketplace khusus kolektor.

3. Rawat dengan Baik

Simpan deck di ruangan kering, hindari sinar langsung, dan gunakan rak vertikal agar tidak melengkung.

4. Nikmati Prosesnya

Koleksi yang baik bukan hanya tentang nilai jual, tapi juga tentang cerita di balik setiap penemuan.

Kesimpulan

Koleksi deck langka bukan cuma soal harga atau gengsi. Ini tentang menghargai perjalanan budaya, seni, dan kenangan yang melekat pada setiap papan.

Bagi banyak kolektor, tiap deck adalah potongan kecil dari masa lalu — saksi bagaimana budaya skateboard berkembang dari jalanan ke galeri seni, dari hobi menjadi bentuk ekspresi diri.

Dan bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia ini, satu hal yang pasti: skateboard tidak pernah sekadar papan — tapi cerminan jiwa dan cerita yang menempel di setiap goresannya.