Viral

Saat Kopi Ketemu Apel: Inovasi Rasa Segar, Bukan Sekadar Gimmick

Salman Apel - Friday, 06 June 2025 | 09:00 AM

Background
Saat Kopi Ketemu Apel: Inovasi Rasa Segar, Bukan Sekadar Gimmick

Bayangin lo lagi nongkrong di kafe, lagi bete karena semua menu kopi rasanya itu-itu aja. Espresso, cappuccino, latte, cold brew—udah kayak playlist lagu lama yang diputer terus. Lalu, lo lihat satu menu nyeleneh: Apple Coffee Fizz. Kedengerannya aneh? Mungkin. Tapi justru di situ letak serunya. Inovasi dalam dunia kopi emang makin menggila, dan apel, si buah penuh drama dari kisah Hawa sampai Steve Jobs, sekarang ikut-ikutan nyemplung.

Gue pertama kali nyicip kopi campur apel di sebuah kafe kecil di Bandung. Tempatnya nggak fancy, tapi vibes-nya asik. Si barista, yang mukanya kayak kakak tingkat jurusan seni rupa, nawarin gue menu seasonal: espresso dengan jus apel hijau, soda, dan sejumput kayu manis. Awalnya gue pikir ini kayak minuman Instagram doang—bagus di foto, tapi pas diminum rasanya meh. Eh, ternyata enak, cuy. Segar, ada tendangan asam manis apel yang nge-blend mulus sama pahitnya kopi.

Dari situ gue mulai kepo. Ternyata tren kopi-apel ini nggak cuma iseng doang. Banyak barista dan roaster mulai main-main dengan buah ini. Dan masuk akal juga sih—apel punya tingkat keasaman yang beragam, tergantung jenisnya. Ada yang manis kayak Fuji, ada yang kecut kayak Granny Smith. Nah, rasa-rasa ini bisa banget jadi "teman main" buat kopi, apalagi yang light roast atau jenis Arabika dengan acidity tinggi.

Di luar negeri, eksperimen kayak gini udah lumrah. Di Jepang misalnya, mereka udah lama suka nyampur kopi sama bahan-bahan tak terduga. Di beberapa kafe di Tokyo, lo bisa nemuin kopi cold brew dicampur jus apel dan madu, disajikan dalam gelas tinggi dengan es batu bentuk bunga. Estetik dan nyegerin. Sementara di New York, beberapa barista iseng nambahin sari apel fermentasi ke dalam espresso tonic. Rasanya kayak… cider yang ambisius, gitu.

Tapi tunggu, jangan buru-buru ngira ini cuma gimmick. Inovasi kayak gini seringkali datang dari kebutuhan dan eksplorasi rasa yang tulus. Industri kopi, terutama specialty coffee, emang lagi seru-serunya. Orang udah nggak puas cuma minum kopi sebagai rutinitas. Sekarang kopi itu kayak kanvas—tempat seniman (dalam hal ini, barista) ngelukis rasa dan tekstur baru. Makanya nggak heran kalau apel yang tadinya cuma cemilan sehat jadi bahan eksperimen.

Kita juga nggak bisa lupa bahwa Indonesia itu surganya kopi. Dari Aceh sampai Papua, jenis dan karakter kopinya luar biasa beragam. Tapi selama ini kita terlalu fokus sama kopi itu sendiri, lupa kalau ada banyak potensi pairing lokal. Lo bayangin, gimana jadinya kalau apel Malang yang renyah dan agak asam itu dipadukan sama kopi Kintamani yang fruity dan ringan? Bisa jadi power couple rasa!

Tentu aja nggak semua percobaan berhasil. Ada juga yang overkill. Gue pernah nyoba kopi tubruk campur sari apel botolan—rasanya kayak campuran obat batuk dan luka hati. Tapi justru di situ letak seninya. Inovasi itu bukan soal selalu berhasil, tapi soal berani nyoba dan belajar dari rasa yang aneh-aneh.

Tren ini juga ngasih peluang buat petani apel dan kopi. Bayangin kalau ada produk lokal baru: cold brew apel Malang dalam botol kaca lucu, dijual di minimarket. Bisa jadi peluang bisnis baru yang nggak cuma unik tapi juga memberdayakan petani. Kita bisa buka jalur kolaborasi antara petani apel dan pengusaha kopi, dua sektor yang selama ini jarang ngobrol padahal potensinya gede banget.

Gue jadi kepikiran, mungkin lima atau sepuluh tahun ke depan, rasa-rasa eksperimental kayak kopi-apel ini bakal jadi hal biasa. Mungkin kita bakal ngeliat lebih banyak varian kopi dengan campuran buah lokal—kayak kopi salak, kopi mangga, atau bahkan kopi jambu biji (eh ini sih udah ada deng, di beberapa cold brew lokal).

Sebagian orang mungkin sinis, bilang ini cuma tren yang bakal lewat. Tapi hey, bukankah semua hal besar dimulai dari ide aneh yang awalnya diremehkan? Dulu waktu orang pertama kali bikin es kopi susu gula aren, banyak yang bilang norak. Sekarang? Jadi menu wajib di tiap kafe dan warung kopi kekinian.

Akhir kata, kopi dan apel mungkin terdengar kayak dua hal yang nggak nyambung. Tapi justru di sinilah keindahannya: mereka membuktikan bahwa rasa, seperti hidup, kadang butuh kombinasi tak terduga biar bisa bikin kejutan yang menyenangkan. Jadi, kalau lo ketemu menu nyeleneh semacam Apple Espresso Sparkler atau Apel-Latte, jangan buru-buru ilfeel. Siapa tahu, itu awal dari perjalanan rasa yang nggak lo sangka-sangka.

Dan kalau lo nggak suka? Yaudah, paling nggak lo punya cerita absurd buat diceritain pas nongkrong.

Cheers, buat kopi, apel, dan semua hal yang berani beda!

Sumber Foto : Otten Coffee

Popular Article