Setiap tanggal 21 Juni, ada sesuatu yang berbeda di udara. Suara gemeretak papan meluncur di aspal, anak-anak muda berkaos longgar dan celana kargo mulai berkumpul di titik-titik tertentu kota. Mereka datang bukan buat tawuran, bukan juga buat demo. Ini lebih damai tapi tetap liar: mereka datang buat ngerayain Skateboard Day.

Buat yang belum ngeh, Skateboard Day alias Go Skateboarding Day adalah semacam lebarannya anak skate sedunia. Hari di mana mereka bebas ngebut, lompat-lompatan di trotoar, dan paling penting: reclaim the streets! Biasanya sih dimulai dari titik kumpul, terus bareng-bareng rolling ke berbagai spot skate, kadang pakai pengeras suara, kadang sambil bawa spanduk atau plang nyeleneh kayak “Skate or Cry” atau “Skateboarding is Not a Crime”—klasik, tapi selalu bikin senyum.

Di Indonesia, Skateboard Day juga mulai ramai dalam beberapa tahun terakhir. Dari Jakarta sampai Denpasar, dari Bandung sampai Makassar, komunitas skate lokal bikin event. Ada yang ngadain skate parade, ada yang sekadar kumpul-kumpul di skatepark sambil BBQ-an dan main game of S.K.A.T.E. yang kalah push-up lima kali. Intinya, hari itu lo bakal nemu banyak banget manusia dengan sepatu dekil dan dengkul berparut, tapi mukanya senang semua.

Gue inget waktu pertama kali ikutan Skateboard Day di Jakarta tahun 2017. Titik kumpulnya di sekitaran Blok M, dan dari situ ratusan skater rolling ke arah Bundaran HI. Jalanan yang biasanya dipenuhi mobil-mobil arogan, hari itu dikuasai anak-anak skate dengan senyum lebar dan keringat menetes. Ada yang lompat dari trotoar ke jalan, ada yang manual panjang banget di separator busway, dan yang paling penting: semuanya saling nyemangatin. Nggak ada skill = bukan masalah, yang penting niat dan nyali.

Yang menarik dari Skateboard Day itu bukan cuma rolling barengnya, tapi suasana solidaritasnya. Di tengah dunia yang makin cuek, Skateboard Day tuh semacam pengingat bahwa masih ada ruang buat kebersamaan tanpa harus ribet-ribet. Lo bisa datang sendiri, dan pulang bawa lima temen baru. Bisa juga cuma duduk nontonin sambil makan cilok, dan tetap ngerasa jadi bagian dari semuanya.

Tentu, kayak semua hal yang berbasis kultur jalanan, Skateboard Day juga nggak lepas dari drama. Kadang ada polisi yang merasa terusik, padahal kita nggak ngapa-ngapain kecuali muter-muter dan bikin konten. Kadang juga ada pejalan kaki yang sewot karena hampir kesamber deck. Tapi sebagian besar masyarakat kota mulai paham: ini bukan sekadar hura-hura. Ini bentuk ekspresi, bentuk hak atas ruang kota.

Bahkan, sekarang banyak pemkot yang mulai ngerangkul komunitas skate. Di Bandung misalnya, Skateboard Day malah di-support langsung sama Dispora. Di Jogja, event Skateboard Day udah kayak festival kecil, lengkap dengan musik live, booth lokal brand, dan lomba-lomba absurd kayak siapa yang bisa ollie paling tinggi sambil makan gorengan. Itu tuh, khas Indonesia banget.

Di luar semua itu, Skateboard Day adalah semacam reminder bahwa skate bukan cuma soal gaya atau trick. Ia adalah bahasa sendiri. Bahasa gerak, bahasa luka, bahasa ngotot. Karena tiap kali lo jatuh dari papan dan naik lagi, itu udah jadi semacam metafora kecil dari hidup yang terus jalan walau kadang nyungsep.

Dan kalau lo pikir skateboard itu cuma buat anak muda, coba cek Skateboard Day tahun ini. Ada banyak bapak-bapak usia 40an yang masih push dengan semangat bocah. Ada juga cewek-cewek tangguh yang manual-nya lebih stabil dari hidup gue. Ada anak-anak kecil yang baru bisa tic-tac tapi matanya nyala kayak ngeliat dunia untuk pertama kalinya. Semuanya datang bukan buat gaya-gayaan, tapi buat berbagi jalan dan momen.

Mungkin karena itu juga, setiap Skateboard Day gue selalu pulang dengan hati yang agak hangat. Lelah iya, dengkul bonyok pasti, tapi ada rasa puas yang nggak bisa dijelasin. Kayak, dalam dunia yang makin absurd ini, masih ada ruang kecil di mana lo bisa jadi diri lo sendiri — sambil nge-grind trotoar dan disemangatin orang asing.

Jadi, kalau lo belum pernah ikut Skateboard Day, tahun depan coba aja sekali. Lo nggak harus jago. Nggak harus pakai deck mahal. Bahkan nggak harus bisa trik. Yang penting lo datang, lo ngelihat, dan lo rasain sendiri semangatnya. Karena di hari itu, jalanan bukan cuma buat yang punya SIM. Jalanan milik semua yang berani berdiri, nge-push, dan bilang: ini ruang kita juga.

Selamat hari skateboard, bro. Tetap nge-roll dan jangan lupa bawa plester.

Sumber Foto : THRIVIN