Apel dan Skateboard: Dua Hal yang Nggak Nyambung Tapi Nyambung
Salman Apel - Saturday, 14 June 2025 | 09:00 AM


Kalau lo mikir apel dan skateboard itu kayak dua hal dari planet berbeda, lo nggak salah. Maksud gue, yang satu buah-buahan sehat yang sering dikaitin sama gaya hidup clean eating, sementara yang satu lagi adalah papan beroda yang identik sama luka lecet, aspal panas, dan bau keringet. Tapi, anehnya, di beberapa sudut dunia, dua hal ini nyambung. Kayak, nyambung banget. Bahkan sampai bisa jadi simbol gaya hidup anak muda yang rebel tapi tetap "eco-conscious". Bingung? Gue juga awalnya.
Mari kita mulai dari apel dulu. Buah yang katanya "an apple a day keeps the doctor away" ini emang punya reputasi bagus banget. Di film-film, apel sering muncul di lunchbox anak sekolah, atau dilempar ke guru buat nyuap biar dapet nilai A. Tapi, apel juga sering nongol di konteks yang lebih liar. Kayak di graffiti, stiker, sampai logo brand yang edgy.
Nah, sekarang lompat ke skateboard. Papan legendaris yang dulunya dianggap mainan anak-anak tapi sekarang udah jadi gaya hidup global. Dari jalanan Jakarta sampe trotoar di Brooklyn, lo pasti nemu anak-anak berseliweran dengan papan skateboard, hoodie belel, dan earphone nyolok satu kuping. Skateboard bukan cuma soal gaya atau trik—ini soal attitude. Tentang semangat pantang menyerah, jatuh-bangun, dan kebebasan.
Trus, di mana letak benang merahnya?
Jawabannya: di kultur dan simbolisme.
Lo pernah liat stiker-skater yang bentuknya apel yang digigit tapi lagi naik skateboard? Atau grafiti mural apel nyengir dengan topi snapback dan sepatu Vans? Itu bukan cuma iseng gambarin buah doang. Apel di sini udah jadi simbol lain dari gaya hidup urban—kayak metafora buat "halus di luar, keras di dalam". Skateboarder tuh emang gitu. Penampilan bisa santai, kalem, bahkan senyum-senyum. Tapi begitu mereka naik papan, adrenalin langsung nendang.
Selain itu, beberapa brand streetwear dan board company juga sering banget ngambil inspirasi dari buah apel. Nggak heran sih, soalnya apel itu visually menarik—bulat, cerah, dan punya bentuk yang gampang dikenali. Bahkan ada merk skateboard dari Jepang yang logonya apel merah dengan ekspresi nyengir. Di sisi lain, di Amerika, komunitas skater di New York (alias "The Big Apple") sering mainin elemen apel ke dalam karya seni mereka. Jadi bukan sekadar buah, apel tuh udah jadi simbol kota, budaya, dan semangat street movement.
Coba deh lo pikir, banyak taman kota di dunia ini yang punya pohon apel di pinggiran area skatepark. Dan sering kali, buahnya jatoh ke lintasan. Kadang ketendang, kadang dilindes. Ada yang bilang itu momen metaforis—kayak, alam dan urban saling bertubrukan, tapi juga saling peluk. Apel yang jatuh di skatepark itu bisa dianggap kayak pengingat, bahwa meskipun lo hidup di kota beton, lo tetep bisa nyambung sama alam.
Di beberapa kota besar di Eropa kayak Amsterdam dan Berlin, bahkan ada gerakan komunitas yang ngajakin anak-anak muda nanam pohon apel di sekitar skatepark. Alasannya? Biar adem, biar bisa panen bareng, dan biar lo bisa makan apel sambil nonton temen lo gagal nge-ollie. Simpel, tapi ngena.
Ngomongin soal apel, kita juga nggak bisa lupain cider alias minuman fermentasi apel. Di banyak komunitas skater, cider (yang alkoholik maupun non-alkoholik) jadi pilihan minum setelah seharian muter di skatepark. Rasanya manis, seger, kadang nendang. Sama kayak skating: lo bisa ngerasa bebas, seneng, dan kadang, babak belur.
Di Indonesia, hubungan apel dan skateboard juga nggak bisa dianggap angin lalu. Di Malang, misalnya—kota apel sejuta umat—komunitas skater tumbuh subur. Beberapa dari mereka bahkan udah kolaborasi sama UMKM lokal buat bikin jus apel versi skater, lengkap dengan label desain ala street art. Jadi, lo minum apel bukan cuma buat segerin badan, tapi juga buat dukung movement lokal.
Hal lain yang lucu: apel itu punya vibe yang sangat "anti-mainstream" kalau udah dikawinin sama skateboard. Kayak lo liat anak-anak muda pakai kaos bergambar apel lagi meluncur di halfpipe—nggak biasa, tapi keren. Karena emang skateboard itu soal menabrak norma, dan apel... siapa sangka bisa ikut-ikutan?
Kadang, hal-hal yang nggak nyambung itu justru bisa saling melengkapi. Kayak apel dan skateboard. Satu sehat, satu serampangan. Satu merah segar, satu hitam berdebu. Tapi di tengah kota, di sudut taman, mereka bisa jadi duet yang nggak terduga. Mereka jadi lambang generasi baru yang peduli lingkungan tapi tetap pengen kelihatan keren. Generasi yang bisa jatuh di aspal tapi tetep makan buah.
Jadi, lain kali lo lihat apel jatuh di skatepark, jangan buru-buru injek. Siapa tahu itu buah dari kreativitas yang sebentar lagi bakal lo jadiin desain kaos atau stiker skateboard lo sendiri. Dan kalau lo lagi makan apel sambil nonton temen lo ngeskate? Selamat, lo lagi jadi bagian dari kultur yang nggak banyak orang sadari: kultur di mana apel dan skateboard bisa bersatu. Gokil kan?
Sumber Foto : IStock
Next News

Segarnya Sirup Apel, Cuy!
4 months ago

Permen Apel: Manisnya Masa Kecil yang Sekarang Jadi Nostalgia Mahal
4 months ago

Ketika Apel Jadi Manisnya Hidup: Ode untuk Pudding dan Jelly Apel
4 months ago

Es Krim Apel: Rasa yang Jarang Nongol, Tapi Segar di Lidah
4 months ago

Manisnya Nggak Mainstream: Selai Apel
4 months ago

Gigit, Tutup Mata, Rasakan Damai
4 months ago

Smoothies apel: bukan cuma minuman, tapi gaya hidup yang belum lo sadari lo butuhin.
4 months ago

Jus Apel, Si Jagoan Segar yang Sering Diremehkan
4 months ago

Apel Washington di Ujung Bibir: Ketika Rokok dan Liquid Bercumbu dengan Buah Segar
4 months ago

Cara Segar Mengupas Apel Washington: Nggak Biasa, Tapi Bikin Penasaran
4 months ago