Home

Apel Washington di Ujung Bibir: Ketika Rokok dan Liquid Bercumbu dengan Buah Segar

Salman Apel - Thursday, 05 June 2025 | 04:00 PM

Background
Apel Washington di Ujung Bibir: Ketika Rokok dan Liquid Bercumbu dengan Buah Segar

Kalau ngomongin rokok, biasanya yang kebayang itu bau tajam khas tembakau, asap yang menggumpal di udara, dan cita rasa pahit yang melekat di langit-langit mulut. Tapi di zaman sekarang—zaman di mana semua rasa bisa disulap jadi cairan—rokok bukan cuma soal pahit dan getir. Salah satu buktinya? Rokok dan liquid rasa apel Washington. Iya, kamu nggak salah baca. Apel. Washington. Diisep. Enak.

Gue tahu, buat sebagian orang, ini kedengaran absurd. Apel itu kan buat dimakan, bukan dihisap. Tapi siapa juga yang nyangka kalau suatu hari kita bisa minum kopi rasa popcorn atau es krim rasa ketoprak? Dunia udah terlalu jauh berubah untuk mempertanyakan logika rasa.

Jadi begini ceritanya. Waktu itu, gue lagi nongkrong di warung kopi langganan—tempat di mana waktu terasa melambat dan kopi selalu enak meski airnya kadang over-brew. Di sebelah gue, ada si Aldi, temen lama yang sekarang lebih sering terlihat dengan pod di tangan daripada buku skripsi.

"Coba deh, ini liquid baru. Rasa apel Washington. Legit, seger, nggak kayak liquid rasa buah kebanyakan yang manisnya lebay," katanya sambil nyodorin pod-nya.

Gue hisap pelan. Dan... BAM. Seriusan, rasanya nggak lebay. Ada rasa manis yang halus, diimbangi sama asam segar khas apel merah. Bayangin kamu lagi gigit apel dingin di siang bolong—nah, kira-kira begitu sensasinya. Tapi ini lewat uap, bukan gigitan.

Liquid rasa apel Washington ini bukan sekadar eksperimen rasa. Ada sesuatu yang halus tapi jujur dalam aroma dan sensasi hisapannya. Nggak cuma enak, tapi juga punya karakter. Kalau apel Fuji itu manis banget kayak naksir anak SMA, apel Washington ini lebih kalem. Ada kedewasaan, ada ketegasan.

Makanya, rasa ini mulai banyak dicari, terutama di kalangan vapers yang udah jenuh sama liquid rasa kue, cream, atau minuman soda yang terlalu "ngejreng." Apel Washington hadir sebagai penyegar—secara harfiah dan kiasan.

Menariknya, tren rasa apel ini juga mulai merambah ke produk rokok yang lebih konvensional. Beberapa merek rokok dengan pendekatan modern (dan marketing yang jago banget) mulai bikin varian rasa buah, termasuk si apel Washington ini.

Dan ini bukan apel biasa. Bukan rasa apel dari permen anak-anak. Ini apel yang udah lulus kuliah, kerja kantoran, dan tahu kapan harus ngebodor dan kapan harus serius. Rasa buahnya elegan, nggak norak, dan cukup sopan buat dibawa nongkrong bareng temen yang suka debat filsafat.

Buat para perokok yang bosan dengan rasa tembakau murni tapi juga nggak suka terlalu manis, varian rasa apel Washington ini jadi jalan tengah yang asyik. Nggak terlalu ngepop, tapi juga nggak konservatif. Cocok buat yang suka main aman tapi tetep pengen nyoba hal baru.

Tentu saja, semua ini nggak lepas dari dinamika dunia vaping dan rokok yang makin kreatif nyari cara biar produk mereka tetap relevan di tengah gempuran regulasi dan kampanye anti-rokok. Industri ini tahu banget bahwa rasa adalah pintu masuk yang paling gampang untuk narik konsumen baru. Dan rasa apel—khususnya apel Washington—punya daya tarik yang unik: familiar, menyegarkan, dan ada kesan premium-nya.

Tapi ya, seperti biasa, ada dua kubu dalam urusan begini. Satu bilang, "Wah, mantap ini inovasinya!" dan satu lagi nyinyir, "Ngapain sih rokok rasa buah? Nggak jantan amat."

Yaelah, bro. Kita udah 2025. Toksik maskulinitas kayak gitu udah nggak laku. Mau lo ngerokok rasa apel, stroberi, atau bahkan rasa teh tarik—semua sah-sah aja selama lo enjoy dan nggak ngerugiin orang lain.

Malah buat beberapa orang, liquid atau rokok rasa buah bisa jadi jembatan buat ngurangin konsumsi nikotin secara perlahan. Karena rasanya yang ringan dan menyenangkan, intensitas merokok bisa ditekan. Ada juga yang bilang, liquid rasa apel ini ngebantu mereka berhenti dari rokok konvensional.

Tentu, ini bukan berarti liquid rasa apel Washington jadi solusi ajaib buat berhenti merokok. Tapi paling nggak, buat sebagian orang, ini jadi alternatif yang lebih bisa dikontrol. Ada harapan kecil di balik rasa buah segar itu.

Gue pribadi? Kadang-kadang aja nyobain. Bukan pengisap rutin. Tapi gue suka sensasi barunya. Kayak sekali-sekali naik sepeda lipat ke kantor, walau biasanya naik motor. Ada rasa berbeda, tapi tetap sampai tujuan.

Akhir kata, apel Washington yang dulu cuma lo temuin di supermarket mahal atau iklan jus, sekarang udah bisa lo temuin di genggaman tangan. Di ujung bibir. Dalam bentuk asap tipis yang menguap pelan. Dan meski dia bukan penyelamat umat, dia setidaknya berhasil bikin dunia rokok dan liquid jadi lebih berwarna.

Kalau lo belum pernah nyoba, ya nggak ada salahnya sekali-sekali. Siapa tahu lo suka. Siapa tahu lo malah berhenti total karena ngerasa udah puas sama rasa buah. Who knows?

Yang penting, kayak hidup: nikmati pelan-pelan. Jangan buru-buru. Dan jangan lupa, tetap sadar, tetap tanggung jawab.

Cheers, buat apel Washington.