Ngapel - Memasuki tahun 2000-an, skateboard mengalami transformasi besar. Jika di era 90-an ia masih dianggap subkultur anak muda, maka di awal milenium skateboard resmi masuk ke arus utama atau mainstream. Keberadaan skateboard tidak hanya terbatas di jalanan dan skatepark, tetapi juga hadir di layar televisi, video game, film, hingga fashion global.

Tony Hawk & Game yang Mengubah Dunia

Salah satu faktor terbesar yang membuat skateboard meraih popularitas global adalah hadirnya Tony Hawk’s Pro Skater, sebuah game konsol yang dirilis pertama kali pada 1999 dan merajai awal 2000-an. Game ini memperkenalkan skateboard kepada jutaan anak muda di seluruh dunia, bahkan bagi mereka yang belum pernah memegang papan sekalipun. Trik-trik seperti kickflip, 900, dan grind menjadi populer berkat game ini. Tony Hawk pun menjelma sebagai ikon global, bukan hanya sebagai atlet tetapi juga bintang pop culture.

Skateboard di Film & Televisi

Era 2000-an juga menandai banyaknya film dan serial yang mengangkat skateboard. Film “Lords of Dogtown” (2005) misalnya, menceritakan sejarah awal skateboarding di California dengan gaya yang dramatis. Sementara itu, acara TV seperti “Jackass” menampilkan aksi ekstrem yang sering kali melibatkan skateboard, menambah kesan bahwa skate identik dengan keberanian dan humor liar. Media visual ini memperluas pengaruh skateboard hingga ke negara-negara yang sebelumnya tidak memiliki budaya skate kuat.

Skateboard & Musik

Seperti era sebelumnya, musik tetap menjadi bagian penting dalam dunia skateboard. Di tahun 2000-an, musik punk rock, nu-metal, dan hip-hop semakin erat dengan skate culture. Band seperti Blink-182, Sum 41, Limp Bizkit, hingga Linkin Park menjadi latar suara bagi video skate dan bahkan masuk dalam soundtrack game Tony Hawk. Hubungan antara skateboarding dan musik menjadikan keduanya saling menguatkan, membentuk identitas anak muda di awal milenium.

Fashion Skateboard 2000-an

Tidak bisa dipungkiri, awal 2000-an juga melahirkan tren fashion skateboard yang khas. Celana jeans longgar, kaos oversized, hoodie besar, dan sepatu skate dari brand seperti DC Shoes, Vans, Etnies, hingga Osiris menjadi seragam tidak resmi para skater. Fashion ini kemudian menyebar ke kalangan non-skater, menjadikan gaya skateboard sebagai bagian dari streetwear global.

Perkembangan Skatepark & Komunitas

Berkat popularitas skateboard yang semakin mainstream, banyak kota mulai membangun skatepark resmi. Hal ini memberikan ruang aman bagi skater untuk berlatih dan berkumpul, sekaligus mengurangi konflik dengan masyarakat karena sebelumnya skateboard lebih sering dimainkan di jalanan umum. Di Indonesia, periode ini juga menandai perkembangan signifikan. Skatepark mulai bermunculan di beberapa kota besar, sementara komunitas semakin solid. Skater lokal mulai mengikuti kompetisi regional dan bahkan internasional.

Skateboard Sebagai Bagian dari Pop Culture

Semua faktor di atas—video game, film, musik, fashion, dan media—membentuk satu kesimpulan: skateboard di era 2000-an bukan lagi sekadar olahraga atau subkultur, tetapi sudah menjadi bagian dari pop culture global. Setiap anak muda, bahkan yang tidak pernah benar-benar bermain skate, mengenal papan beroda empat ini. Skateboard menjadi simbol keren, bebas, dan ekspresif yang melekat dalam ingatan kolektif generasi 2000-an.

Warisan Era 2000-an

Hingga saat ini, warisan skateboard era 2000-an masih terasa. Gaya fashion longgar kembali populer dalam tren streetwear modern, soundtrack game Tony Hawk masih dikenang, dan banyak film dokumenter mengulas kembali momen-momen ikonik dekade tersebut. Skateboard berhasil membuktikan dirinya sebagai budaya lintas batas, mampu merangkul olahraga, seni, musik, dan fashion dalam satu paket yang utuh.