Ngapel - Memasuki tahun 90-an, skateboard berkembang pesat menjadi bagian dari budaya global. Jika di dekade sebelumnya skateboard masih identik dengan kolam renang kosong atau vert ramp, maka era 90-an menandai lahirnya street skateboarding. Trotoar, tangga, pagar besi, hingga dinding kota menjadi arena bermain. Skateboard benar-benar menemukan rumahnya di jalanan.

Street Skateboarding Jadi Gaya Hidup

Street skateboarding bukan hanya soal trik, melainkan juga gaya hidup. Anak muda di kota besar menjadikan papan sebagai bagian dari identitas mereka. Tidak ada skatepark resmi? Bukan masalah. Jalanan kota adalah skatepark terbesar.

Trik-trik baru lahir, seperti kickflip, heelflip, 50-50 grind, hingga varian ollie yang semakin kompleks. Kreativitas menjadi kunci utama, karena setiap spot jalanan memiliki tantangan berbeda.

Peran Media & Video Skate

Era 90-an juga menjadi saksi lahirnya media skate modern. Majalah seperti Thrasher dan Transworld Skateboarding memperluas pengaruh skateboard ke seluruh dunia. Tidak hanya lewat artikel, tetapi juga melalui foto-foto dramatis yang memotret aksi di jalanan. Selain majalah, video skate dalam format VHS menjadi sarana penting penyebaran budaya skate. Tim skateboard dari brand besar membuat video tur keliling dunia, merekam trik-trik yang kemudian ditiru oleh skater muda di berbagai negara.

Ikon & Legenda Skateboard 90-an

Tidak bisa membicarakan era 90-an tanpa menyebut nama besar seperti Tony Hawk, Rodney Mullen, dan Bam Margera.

• Tony Hawk dikenal sebagai master vert skate dan sukses melakukan trik 900 derajat yang legendaris.
• Rodney Mullen disebut “The Godfather of Street Skateboarding” karena menciptakan banyak trik dasar street modern, termasuk kickflip, impossible, dan casper slide.
• Bam Margera menjadi ikon melalui gaya hidup bebasnya, yang kemudian melambungkan nama lewat acara TV dan film.

Mereka bukan hanya atlet, tetapi simbol budaya anak muda yang menginspirasi generasi berikutnya.

Skateboard & Musik di Era 90-an

Skateboard dan musik tidak bisa dipisahkan. Di era 90-an, musik punk, grunge, dan hip-hop menjadi soundtrack utama bagi para skater. Band seperti Green Day, Blink-182, dan Beastie Boys sering diasosiasikan dengan gaya hidup skate. Koneksi ini semakin kuat karena banyak video skate menggunakan musik-musik tersebut sebagai latar. Tidak heran jika musik dan skateboard saling mendukung dalam membentuk budaya pop era 90-an.

Industri Skateboard Modern Lahir

Era 90-an juga ditandai dengan munculnya brand skate besar. Vans, DC Shoes, Element, dan Supreme mulai berkembang pesat. Deck skateboard dengan grafis ikonik menjadi collectible item. Sepatu skate didesain khusus dengan sol datar dan grip kuat, mendukung trik-trik street yang semakin teknis. Tidak hanya soal gaya, industri ini juga mulai menyasar pasar global. Skateboard menjadi bagian dari fashion jalanan dan budaya pop yang menjangkau anak muda di seluruh dunia.

Skateboard di Indonesia Tahun 90-an

Di Indonesia, perkembangan skateboard mulai terlihat lebih nyata pada era 90-an. Meskipun belum sebesar di Amerika atau Eropa, komunitas skate di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya mulai tumbuh. Spot-spot jalanan dipakai sebagai arena bermain, meski sering kali dianggap mengganggu oleh masyarakat umum. Majalah luar negeri dan video VHS yang dibawa oleh pelajar atau turis menjadi inspirasi skater lokal. Dari sinilah komunitas kecil tumbuh dan memperkenalkan skate kepada generasi berikutnya.

Warisan Street Skateboarding

Apa yang lahir di era 90-an terus bertahan hingga hari ini. Street skateboarding tidak hanya mempopulerkan trik-trik legendaris, tetapi juga menguatkan identitas skateboard sebagai budaya jalanan.

Generasi skater saat ini masih menjadikan era 90-an sebagai sumber inspirasi. Mulai dari gaya fashion, musik, hingga trik yang tetap relevan, semuanya berakar pada dekade emas ini.