Info

Apel Washington: Buah Biasa dengan Cerita Luar Biasa

Salman Apel - Wednesday, 04 June 2025 | 12:00 PM

Background
Apel Washington: Buah Biasa dengan Cerita Luar Biasa

 

Kalau kita ngomongin buah apel, otak orang Indonesia biasanya langsung lari ke dua hal: Snow White (yang keracunan apel merah mengkilap) atau apel yang dijual sama mbak-mbak di pasar dengan harga dua kali lipat dari pisang. Tapi dari sekian banyak jenis apel di dunia ini, ada satu yang selalu punya tempat spesial di rak buah supermarket: Apel Washington.

Yup, apel yang kulitnya kinclong kayak habis dipoles pakai pledge lemon itu emang punya reputasi sendiri. Harganya enggak murah, bentuknya menggoda, dan rasanya? Yah, tergantung selera. Tapi yang jelas, apel Washington ini punya cerita panjang yang jauh lebih menarik dari sekadar buah yang "manis-asam dan bikin kenyang sehat."

Mari kita kulik satu per satu.

1. Nama Washington Bukan dari Presiden
Pertama-tama, mari kita luruskan satu hal. Kata "Washington" di sini bukan berarti apel ini dulu kesayangan George Washington, presiden pertama Amerika Serikat yang kabarnya jujur banget sampai ngaku motong pohon ceri milik bapaknya. Nope.

Washington di sini adalah nama negara bagian di ujung barat laut Amerika Serikat — bukan Washington D.C., tempat orang-orang berdasi debat soal politik. Negara bagian Washington ini emang terkenal banget sebagai penghasil apel terbesar di Amerika Serikat. Bahkan sekitar 65% apel yang diproduksi di seluruh AS itu datangnya dari Washington. Jadi wajar aja kalau mereka kayak ngebadge produknya dengan label kebanggaan: “Washington Apple.”

2. Bukan Satu Jenis, Tapi Banyak
Nah, banyak orang ngira "apel Washington" itu satu jenis aja. Padahal? Ternyata Washington itu lebih ke label asal daerah, bukan varietas buahnya. Di dalam label itu, ada berbagai jenis apel kayak Gala, Fuji, Granny Smith, dan si primadona: Red Delicious.

Red Delicious ini yang sering banget tampil di poster-poster diet atau di meja rapat sebagai cemilan sehat. Tapi jujur ya, enggak semua orang suka sama Red Delicious. Ada yang bilang rasanya terlalu "palsu", teksturnya kadang kayak spons basah. Tapi tampilannya memang kece—merahnya itu lho, merah iklan odol banget.

Yang mulai naik daun belakangan justru Honeycrisp dan Cosmic Crisp. Keduanya punya rasa manis seimbang, tekstur crunchy yang nagih, dan lebih tahan lama di kulkas. Jadi ya, kayak upgrade dari apel jadul gitu lah.

3. Iklim Washington Itu Kayak Surga buat Apel
Lo tau enggak kenapa Washington bisa jago banget nanem apel? Bukan cuma karena niat dan teknologi, tapi juga karena alamnya emang ngedukung banget.

Wilayah tengah Washington itu punya kombinasi iklim yang agak ajaib: musim panas yang panjang dan panasnya pas (enggak lebay), tapi malam hari tetap dingin. Nah, kondisi kayak gini bikin apel bisa matang sempurna dan dapet warna cerah alami tanpa disemprot cat. Tambah lagi, tanahnya subur dan airnya melimpah dari sungai Columbia. Sempurna banget.

Kalau diibaratkan, Washington itu kayak Bali-nya apel. Kondisinya ideal, hasilnya maksimal.

4. Dipanen Manual oleh Tangan-Tangan Hebat
Meskipun Amerika itu negara dengan teknologi pertanian canggih, tapi urusan panen apel ternyata masih ngandelin tangan manusia. Setiap apel Washington yang sampai ke kita tuh hasil dari orang-orang yang naik turun tangga sambil metik apel satu per satu. Enggak bisa sembarangan juga, karena kalau sampai jatuh dan memar, udah deh… nilai jualnya jeblok.

Ada ribuan pekerja musiman, banyak dari mereka imigran, yang tiap tahun dateng buat panen apel ini. Jadi, lain kali kalau lo makan apel Washington, bayangin deh perjuangan orang yang metik itu buah di bawah panas matahari dan dinginnya angin musim gugur.

5. Apel Ini Bisa Tahan Sampai Berbulan-bulan
Salah satu alasan kenapa apel Washington gampang ditemuin di supermarket bahkan pas bukan musimnya, itu karena apel ini tahan lama banget. Mereka disimpan dalam ruangan khusus yang dikontrol atmosfernya—kadar oksigen, suhu, sampai kelembapan diatur biar apel enggak cepat busuk.

Makanya, lo bisa makan apel yang dipetik bulan September, tapi baru dijual di supermarket bulan Februari. Dan rasanya masih oke. Agak kayak buah versi frozen chicken gitu, tapi tetap fresh.

6. Ada Festivalnya Juga, Bro
Saking cintanya orang-orang Washington sama apel, mereka sampai bikin festival tahunan yang namanya Washington State Apple Blossom Festival. Ini kayak pesta rakyat di mana semua orang ngerayain musim panen dengan parade, lomba-lomba, konser, sampai pameran traktor (serius, lo gak salah baca).

Ini bukan sekadar perayaan panen, tapi juga semacam penghormatan buat para petani dan pekerja yang ngidupin industri apel ini. Keren kan? Di Indonesia mungkin setara sama festival panen padi di desa-desa.

7. Washington Apple: Si Duta Buah Amerika
Apel Washington juga udah lama jadi duta buah dari Amerika Serikat. Mereka diekspor ke lebih dari 60 negara, termasuk Indonesia. Jadi jangan heran kalau di Hypermart atau Fruit Boutique lo nemu apel merah kinclong dengan stiker “WA” — itu bukan singkatan dari WhatsApp, tapi Washington Apple.

Tapi ya… harga apel Washington di sini suka bikin mikir dua kali. Bisa dua sampai tiga kali lipat dari apel lokal. Tapi memang ada harga, ada rupa. Atau setidaknya, ada stiker.

Tapi tetap aja, nggak bisa disangkal kalau apel Washington itu semacam “buah yang naikin status.” Lo bawa ke kantor buat nyemil, langsung kelihatan kayak orang yang rajin meal-prep dan langganan gym. Aura sehat dan "saya punya hidup yang tertata" tuh kuat banget.
Jadi lain kali lo ngelihat apel Washington di rak buah, coba berhenti sejenak. Ingat bahwa di balik buah mengkilap itu ada tanah subur Washington, ada pekerja imigran yang naik tangga dari pagi sampai sore, ada teknologi penyimpanan canggih, dan ada sejarah panjang tentang bagaimana sebuah negara bisa membentuk identitas dari buah.

Sumber Foto : astro

 

Popular Article